BLORA, — Tiga warga Desa Medalem, Kecamatan
Kradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, menemukan fosil gading dan
patahan tulang iga gajah purba. Fosil lumayan utuh yang masih tergeletak
di kebun Mbah Sabinah (65) itu sempat ditawar pemburu benda purba dan
benda kuno Rp 5 juta.
Maman, Agus, dan Ramijan menemukan fosil tersebut pada akhir Desember 2008 saat mengambil pasir uruk untuk membuat jalan kampung.
Lokasi penemuan berada sekitar 100 meter dari Bengawan Solo dengan kedalaman galian sekitar 20 sentimeter. Lokasi tersebut juga berada sekitar 15 meter dari fosil gading gajah purba yang ditemukan seorang warga sekitar tahun 2000.
Tokoh masyarakat Dukuh Medalem, Sarwo (44), Rabu (7/1) di Blora, mengatakan, warga tidak berani menyimpan fosil tersebut ke tempat yang lebih aman. Mereka takut fosil tersebut rusak atau patah ketika diangkat.
”Sampai saat ini kami hanya membiarkan fosil itu tetap di lokasi. Agar tidak kepanasan, kami menutup fosil itu dengan daun pisang kering,” katanya.
Seniman ketoprak itu mengemukakan, fosil gading sempat ditawar pencari benda- benda purba dan kuno dari luar Blora seharga Rp 5 juta. Semula ketiga penemu bersedia menjual fosil tersebut. Namun, setelah pembeli tersebut datang dan tidak berani mengangkat fosil karena takut bermasalah, para penemu pun berniat menyerahkan temuan tersebut ke Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Blora.
Di Dukuh Medalem yang terletak di tepi Bengawan Solo tersebut kerap ditemukan fosil-fosil binatang purba, seperti gading, tanduk, tempurung kura-kura, dan tengkorak buaya. Sebagian kecil temuan tersebut berhasil diselamatkan, sedangkan sebagian besar lagi rusak secara tidak sengaja atau dijual penemu.
”Penemu tengkorak buaya purba menjual fosil tersebut dengan harga Rp 300.000, sedangkan fosil gading gajah ditukar dengan empat ekor kambing,” kata Sarwo.
Secara terpisah, Kepala Seksi Kesenian dan Nilai Budaya Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Blora Suntoyo mengatakan bahwa lokasi temuan merupakan endapan Bengawan Solo purba.
Daerah tersebut merupakan kawasan lindung cagar budaya yang rencananya akan menjadi salah satu kawasan studi purba di Kabupaten Blora.
”Saya sudah meminta tokoh masyarakat setempat mengamankan fosil tersebut sehingga tidak dibeli pemburu benda-benda purba,” katanya.
Sumber : Kompas.com
Maman, Agus, dan Ramijan menemukan fosil tersebut pada akhir Desember 2008 saat mengambil pasir uruk untuk membuat jalan kampung.
Lokasi penemuan berada sekitar 100 meter dari Bengawan Solo dengan kedalaman galian sekitar 20 sentimeter. Lokasi tersebut juga berada sekitar 15 meter dari fosil gading gajah purba yang ditemukan seorang warga sekitar tahun 2000.
Tokoh masyarakat Dukuh Medalem, Sarwo (44), Rabu (7/1) di Blora, mengatakan, warga tidak berani menyimpan fosil tersebut ke tempat yang lebih aman. Mereka takut fosil tersebut rusak atau patah ketika diangkat.
”Sampai saat ini kami hanya membiarkan fosil itu tetap di lokasi. Agar tidak kepanasan, kami menutup fosil itu dengan daun pisang kering,” katanya.
Seniman ketoprak itu mengemukakan, fosil gading sempat ditawar pencari benda- benda purba dan kuno dari luar Blora seharga Rp 5 juta. Semula ketiga penemu bersedia menjual fosil tersebut. Namun, setelah pembeli tersebut datang dan tidak berani mengangkat fosil karena takut bermasalah, para penemu pun berniat menyerahkan temuan tersebut ke Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Blora.
Di Dukuh Medalem yang terletak di tepi Bengawan Solo tersebut kerap ditemukan fosil-fosil binatang purba, seperti gading, tanduk, tempurung kura-kura, dan tengkorak buaya. Sebagian kecil temuan tersebut berhasil diselamatkan, sedangkan sebagian besar lagi rusak secara tidak sengaja atau dijual penemu.
”Penemu tengkorak buaya purba menjual fosil tersebut dengan harga Rp 300.000, sedangkan fosil gading gajah ditukar dengan empat ekor kambing,” kata Sarwo.
Secara terpisah, Kepala Seksi Kesenian dan Nilai Budaya Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Blora Suntoyo mengatakan bahwa lokasi temuan merupakan endapan Bengawan Solo purba.
Daerah tersebut merupakan kawasan lindung cagar budaya yang rencananya akan menjadi salah satu kawasan studi purba di Kabupaten Blora.
”Saya sudah meminta tokoh masyarakat setempat mengamankan fosil tersebut sehingga tidak dibeli pemburu benda-benda purba,” katanya.
Sumber : Kompas.com
0 komentar :
Post a Comment
SILAHKAN TINGGALKAN JEJAK DI BLOG INI
Harap komentar yang sopan serta santun, itu merupakan cerminan pribadi !!!
Jadilah Blogger yang bermartabat dalam berkomentar, mohon maaf kalau ada komentar yg berbau promosi ADMIN berhak untuk menghapusnya.
Salam Blogger !!!